LAMPUNG UTARA

Meski Digelar Operasi Pasar, Gas 3 Kg di Lampung Utara Tetap Langka

Cakra Lampung, Lampung Utara –Warga Lampung Utara kesulitan mendapatkan tabung elpiji melon 3 kg selama sepekan terakhir.

Selain langka, harga di tingkat pengecer mencapai Rp50 ribu.

Padahal, berdasarkan data Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel memastikan keamanan ketersedian elpiji di Lampung Utara, khususnya untuk memenuhi kebutuhan jelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1445 H.

 

Guna pemenuhan pasokan itu Pertamina mengaku menambah penyaluran elpiji 3 Kg hingga 21.280 tabung ke Kabupaten tersebut, Selasa (9/4/2024).

 

“Penambahan itu untuk mengantisipasi potensi peningkatan kebutuhan di masa Ramadan” ujar Area Manager Communication, Relation and CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, sebagaimana dilangsir dari Lampost.co, baru-baru ini.

 

Namun kenyataan di lapangan berbeda 360 drajat, meski dilakukan operasi pasar, Gas 3 Kg tetap langka. Salah satu warga Rejosari Nur (48) mengungkapkan bahwa saat kehabisan gas elpiji dia harus berkeliling untuk bisa mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg. “Keliling, sampai ke beda kecamatan carinya, tapi juga nggak dapat. seminggu ini agak sulit nyarinya,” ujar Nur.

 

Bukan hanya sulit dicari, harga per unit gas elpiji 3 kg menurutnya saat ini naik sangat tinggi, Nur megaku biasanya mendapatkan gas elpiji melon seharga Rp 22-24 ribu per tabung, tapi kini dirinya harus merogoh kocek lebih dalam, pengencer menjual gas elpiji 3 kg hingga harga 40 ribu per tabung.

 

Salah satu pengecer membenarkan kondisi itu. Dia menuturkan bahwa belakangan ini agen kerap telat memasok gas elpiji melon ke tempatnya. Bahkan ia menerima pasokan lebih sedikit dari biasanya.

 

“Pesanan kita baru bisa dikirim 1 minggu kemudian, semenjak order. Setiap Sabtu dikirimnya, itupun sekarang dibatasi 10 tabung aja, jadi, stok sudah habis,” katanya

 

“Dampak yang ditimbulkan akibat kelangkaan gas tersebut, yaitu aktivitas masyarakat terganggu, terjadi spekulasi harga gas” ujar pengecer gas Elpiji yang tak ingin identitasnya terungkap.

 

Baik Nur maupun pedagang elpiji eceran berharap pemerintah dapat segera mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 Kg. Dan juga semoga pemerintah dapat membongkar mafia gas elpiji yang beroperasi di wilayah Lampung Utara dan sekitarnya. Jangan sampai mafia Migas mengambil keuntungan dari penyalahgunaan elpiji subsidi yang disediakan untuk masyarakat miskin tersebut.

 

Langka, Harga Gas Capai Rp50 Ribu

 

Warga di Kotabumi, Lampung Utara mengaku resah melihat kondisi harga gas Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (Kg) alias gas melon yang kian melejit.

 

Sepertinya sudah menjadi tradisi tahunan. Harga yang begitu mahal membuat masyarakat kurang mampu kian pusing di buat harga LPG 3 Kg. Dari sebelumnya harga LPG 3 kg kisaran Rp 22 ribu ribu naik menjadi Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per 3 Kg.

 

“Saya kemarin beli LPG melon 3 Kg dapat harga Rp 40 ribu, tapi ada juga orang yang kemarin dapat harga sampai Rp 50 ribu,” ujar Parida (53) , Senin (08/04/2024).

 

Parida mengatakan, tingginya harga LPG melon itu terjadi sejak adanya kelangkaan pada sebulan terakhir, tepatnya pada pelaksanaan Pemilu 2024. Ia belum mengetahui pasti penyebab kelangkaan LPG melon itu.

 

“Saya enggak tahu apa penyebabnya, tapi yang pasti ini sangat meresahkan. Karena semuanya apa-apa naik, sembako terutama beras juga mahal,” katanya

 

Hal senada juga disampaikan Angga (30), warga Kelurahan Tanjung Senang, Kotabumi, Lampung Utara. Dia menuturkan, harga LPG melon 3 Kg kini naik sekitar Rp 37 ribu hingga Rp 45 ribu. Harga LPG melon di wilayahnya sama saja seperti wilayah-wilayah lain

 

“Harga normal biasanya Rp 22 ribu, sekarang Rp 45 ribu. Saya enggak tau kalau harga untuk warga di daerah yang jauh-jauh, mungkin lebih mahal lagi,” ujarnya.

 

Kepala Dinas Perdagangan Lampung Utara, Hendri sebelumnya berkomitmen menjaga ketersediaan barang bersubsidi. Khususnya gas elpiji 3 kg, saat ini PT Pertamina telah menambah alokasi sebanyak 11.000 tabung untuk disalurkan di Lampung Utara.

 

“Sesuai perintah Bapak PJ Bupati, Aswarodi kita terus melaksanakan koordinasi dengan Pertamina untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan agas elpiji 3kg. Alhamdulillah, kita mendapatkan tambahan 11.000 dari sebelumnya 22.000 direalisasikan di Lampung Utara,” tambahnya.

Dan pihaknya siap menampung aspirasi masyarakat, bila kedapatan ada pangkalan atau agen nakal. Yang menjual tabung gas elpiji tidak sesuai HET, kepada bukan membutuhkan, semisal ASN, pengusaha dan lainnya. Maka akan ditindak, sesuai peraturan perundang – undangan yang ada.

“Ya itu kita harapkan ada peran serta masyarakat, karena keterbatasan pengawasan kita. Dan kalau ada yang nakal, nanti direkomendasikan kepada aparat hukum menindaknya. Sebab, pemerintah daerah terbatas pengawasannya,” pungkasnya. (San)

 

 

 

What's your reaction?

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.