Cakralampung.Com – BEGAL beraksi di Kota Bandarlampung. Seorang ibu (emak-emak) menjadi sasaran. Bahkan aksi itu dilakukan pada siang hari sekira pukul 08.00 WIB.
Kejadian di Tanjung Senang, Bandar Lampung, tepatnya di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan R. A. Basyid, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Minggu (13/6/2025) itu, membuat korban kehilangan sepeda motornya.
Korban bernama Mutiah sempat melawan. Namun apadaya, kekuatannya tak seimbang dengan para pelaku begal tersebut. Bahkan Mutiah harus tersungkur diaspal akibat didorong oleh pelaku.
Hal ini terlihat dari video yang beredar di masyarakat. Dimana berdasar video yang beredar, komplotan begal menjalankan aksinya meskipun di tengah suasana ramai.
Diketahui korbannya adalah seorang ibu bernama Mutiah, warga Jalan Padat Karya Gang Bhineka 1, RT 9 Lingkungan 2, Kelurahan Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang Bandar Lampung.
Dalam video rekaman tampak sebuah sepeda motor terparkir di halaman sebuah penggilingan kopi. Motor tersebut milik salah satu pelanggan, seorang ibu yang sedang menggiling kopi.
Tidak lama kemudian, terlihat saat korban sedang menggiling kopi di tempat salah satu tempat penggilingan, datang dua orang pelaku berboncengan sepeda motor. Motor kemudian berhenti, dan salah satu turun menghampiri sepeda motor korban yang terparkir di pinggir jalan.
Kemudian terlihat terjadi tarik menarik antara pelaku dan korban yang berupaya mempertahankan kendaraannya, namun pelaku tiba-tiba menodongkan senjata api ke arah kepala korban.
Korban didorong jatuh di jalan aspal dan mengalami luka, lalu tampak muncul pelaku ketiga dan membawa kabur motor korban.
Korban pingsan, mengalami luka di kepala akibat terjatuh membentur aspal. Saat ini korban sedang di rawat di RS Imanuel Bandar Lampung. (din/ndi)
Polisi Buru Pelaku
KABID Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari menjelaskan bahwa korban bernama Mutia terluka akibat terjatuh.
“Korban selamat dan sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Luka di kepala yang dialami adalah akibat benturan dengan aspal saat korban jatuh, bukan akibat tembakan,” jelas Yuni.
Yuni juga meminta masyarakat agar tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, karena hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu.
“Tim penyidik kami saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kejadian ini. Kami mengimbau agar masyarakat bersabar dan tidak terpancing dengan berita yang belum jelas sumbernya,” tambahnya.
Pihak kepolisian juga menegaskan akan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku setelah penyelidikan selesai dilakukan.(lis/ndi)
Pemerhati Kebijakan Hukum : Perkuat Fungsi Aparatur Tingkat Bawah
PEMERHATI kebijakan hukum, sosial, dan publik, Benny N.A. Puspanegara, menyoroti lemahnya peran perangkat di tingkat kelurahan dan desa dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan.
“pemerintah segera memberdayakan seluruh elemen di tingkat bawah, mulai dari RT, Ketua Lingkungan, hingga hansip, ” Ujar Benny.
Menurutnya, selama ini peran mereka terkesan simbolik dan seremonial saja. “Hansip hanya kelihatan pas ada hajatan warga, atau jalan malam pakai rompi ramai-ramai, tapi ngapain juga gak jelas, malah sibuk selfie,” sindir Benny tajam, Minggu (13/7).
Ia menekankan bahwa perangkat lingkungan semestinya aktif melakukan pendataan lengkap terhadap aktivitas warga di wilayah masing-masing, termasuk memantau para pendatang yang tinggal sementara.
“Tamu wajib lapor 1 x 24 jam itu jangan cuma jadi slogan. Harus jalan betul. Aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan siapa saja yang keluar masuk lingkungan harus dideteksi,” tegasnya.
Benny menjelaskan bahwa hasil pemantauan tersebut wajib dilaporkan ke kelurahan, dan diteruskan oleh lurah ke dinas atau aparat terkait, terutama jika ada kelompok masyarakat yang mencurigakan atau butuh pengawasan lebih lanjut.
Dengan cara ini, menurutnya, program-program pemerintah akan lebih tepat sasaran, serta mampu mencegah potensi gangguan keamanan sejak dini.
Ia mencontohkan langkah yang sudah dilakukan Polri melalui Kabaharkam Komjen Fadil Imran, yang menghidupkan kembali peran Bhabinkamtibmas di lapangan.
“Kalau Polri bisa optimalkan Bhabinkamtibmas, pemerintah daerah juga harus bisa. Pemerintah punya instrumen lengkap sampai ke tingkat paling bawah?” ucapnya.
Lebih lanjut, Benny menyebut lemahnya pengawasan dari aparat lingkungan selama ini menjadi celah munculnya berbagai kasus kriminal.
“RT, lingkungan, hansip harus jadi mata dan telinga pemerintah. Bukan sekadar pajangan atau muncul waktu ada panggung organ tunggal,” tutup Benny dengan nada kecewa. (lgo/ndi)