INFO TERBARU

Ketua Dekranasda Lampung Dorong Sinergi, Digitalisasi Dan Inklusivitas UMKM

Cakralampung.com —- Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, menghadiri Pembukaan Lampung Begawi Tahun 2025 yang berlangsung di Lampung City Mall, Jumat (3/10/25).

Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, menyampaikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung atas prakarsa dan konsistensinya menyelenggarakan Lampung Begawi sebagai ruang temu, ruang belajar, dan ruang tumbuh bagi UMKM unggulan Lampung.

Dengan mengusung tema “Sinergi, Digitalisasi, dan Inklusivitas untuk Ekonomi yang Tangguh dan Berkelanjutan”, Wulan Mirza menegaskan tiga pesan utama yang menjadi fokus dari tema kegiatan tahun ini.

1. Sinergi
Menekankan bahwa ekosistem UMKM yang kuat lahir dari kolaborasi erat antara pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, dunia usaha, akademisi, komunitas, media, dan pelaku UMKM itu sendiri. Dekranasda berperan sebagai penghubung bagi perajin, desainer, UMKM, dan calon pembeli, sekaligus menjaga mutu, kemasan, dan cerita di balik produk agar mampu bersaing hingga ke kancah global.

2. Digitalisasi
Transformasi digital dinilai sebagai jembatan yang menghubungkan produk-produk asli Lampung dengan konsumen di dalam dan luar negeri. Pelaku UMKM didorong untuk masuk ke pasar digital, memanfaatkan pembayaran nontunai, serta mengelola data untuk pengambilan keputusan yang tepat. Digitalisasi, kata Wulan Mirza, membuat kerja lebih efisien, terukur, dan transparan.

3. Inklusivitas
Ekonomi yang tangguh, menurutnya, lahir dari ruang yang setara bagi semua. Dekranasda membuka akses pembinaan dan pasar seluas-luasnya bagi perempuan, pemuda, penyandang disabilitas, komunitas adat, dan UMKM di daerah pinggiran. Langkah ini juga memperkuat rantai pasok lokal agar nilai tambah ekonomi dapat dinikmati di desa, menekan angka kemiskinan, dan membuka lapangan pekerjaan yang bermartabat.

Lebih lanjut, Wulan Mirza menekankan pentingnya menjaga kekayaan kriya dan kuliner Lampung, mulai dari tapis, sulam usus, wastra, gerabah, hingga kopi, lada, kakao, dan olahan pisang.

“Tugas kita adalah mengangkat nilai produk: dari bagus menjadi unggul, dari unggul menjadi berkelas. Caranya dengan konsisten menjaga mutu, kreatif pada desain, jujur pada bahan baku, serta cermat dalam branding,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda Provinsi Lampung juga memaparkan lima langkah konkret yang dapat ditempuh, yaitu:

– Penguatan Mutu dan Kurasi Produk – pendampingan desain, standardisasi, quality control, dan penyusunan katalog terpadu.

– Naik Kelas melalui Literasi dan Keuangan Inklusif – pelatihan manajemen keuangan, akses pembiayaan sehat, serta literasi asuransi usaha mikro.

– Onboarding Digital End-to-End – mulai dari pemasaran digital, pengelolaan konten media sosial, foto produk profesional, hingga sistem pemenuhan pesanan.

– Keberlanjutan dan Ekonomi Hijau – penggunaan bahan baku ramah lingkungan, upcycling, efisiensi energi, dan kemasan daur ulang.

– Inklusi Talenta – program pewarisan keterampilan, pelibatan desainer muda, dan ruang karya bagi pelaku disabilitas.

Ketua Dekranasda Provinsi Lampung kemudian mengajak seluruh pihak untuk turut berperan aktif. Kepada perbankan dan lembaga keuangan, ia mendorong kemitraan pembiayaan yang adaptif terhadap siklus usaha kriya dan kuliner.

Kepada akademisi, Wulan Mirza mengajak memperkuat riset dan pengembangan materi serta analisis data. Sementara kepada komunitas kreatif dan media, ia berharap dukungan dalam mengisahkan produk Lampung dengan cara segar dan memikat.

“Lampung Begawi adalah gerakan memperkuat fondasi ekonomi rakyat. Selama tiga hari ke depan, mari kita jadikan setiap sesi bincang kebijakan, setiap kelas literasi, business matching, dan transaksi sebagai bagian dari pembangunan ekonomi Lampung yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” ucapnya.

Wulan Mirza juga mengajak masyarakat untuk mencintai produk lokal dengan membeli kriya dan kuliner Lampung.

“Satu pembelian Anda hari ini bisa menjadi semangat baru bagi satu keluarga pengerajin. Seratus unggahan di media sosial bisa menjadi pasar baru bagi ratusan pelaku usaha,” pungkasnya. (*).

What's your reaction?

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.