Cakralampung.com – BERBAGAI langkah kongkrit dilakukan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal sejak dia dilantik menjadi Gubernur Lampung periode 2025-2030 dalam membangun Lampung.
Salah satunya di dunia pendidikan. Berbagai gebrakan dilakukan Gubernur yang akrab disapa Iyai Mirza ini. Diantaranya, perintah melarang menahan ijazah siswa/i.
Bahkan Gubernur langsung memerintahkan agar sekolah menyerahkan ijazah kepada siswa/I yang sempat tertahan di sekolah, yang diketahui berjumlah ribuan ijazah tersebut.
Kemudian langkah tegas dan berani selanjutnya yakni penghapusan uang komite di seluruh sekolah negeri jenjang SMA, SMK, dan SLB.
Terlebih, dua persoalan ini (penahanan ijazah dan uang komite, red) menjadi masalah serius yang dikeluhkan oleh murid serta wali murid dalam beberapa tahun yang lalu sebelum Gubernur Mirza menjabat.
Kini, berkat langkah Gubernur Mirza yang fokus dalam membenahi dan merevolusi sistem pendidikan di Bumi Ruwa Jurai, dunia pendidikan di Lampung semakin cerah.
“Saya tidak hanya ingin membangun infrastruktur, tapi juga membentuk generasi muda Lampung yang tangguh, cerdas, dan berdaya saing. Lima belas tahun ke depan, kalianlah yang akan memimpin provinsi ini,” ujar Gubernur saat menyambangi SMAN 3 Bandar Lampung untuk meninjau langsung pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan proses belajar mengajar, Selasa (15/7/2025). (red)
Gubernur : Alasan Ekonomi Tak Boleh Hambat Pendidikan Anak
GUBERNUR Rahmat Mirzani Djausal ingin memastikan bahwa setiap anak Lampung mendapatkan kesempatan yang sama untuk sukses, tak peduli latar belakang ekonomi mereka.
Gubernur juga mengumumkan kebijakan strategis yang telah diambil Pemprov Lampung dalam memajukan dunia pendidikan. Yakni, penghapusan uang komite di seluruh sekolah negeri jenjang SMA, SMK, dan SLB.
“seluruh kebutuhan operasional akan ditopang oleh dana APBD agar tak ada lagi alasan ekonomi yang menghambat akses pendidikan, ” tegas Gubernur.
“Sudah saatnya kita hadirkan pendidikan yang adil dan merata. Kepala sekolah memang hanya mengandalkan dana BOS dan APBD, tapi saya yakin, kualitas pendidikan tidak ditentukan oleh jumlah dana semata, melainkan oleh komitmen dan integritas seluruh pihak,” tegasnya.
Ia juga sempat mengenang masa kecilnya yang ditempa dalam keterbatasan. “Saya dulu sekolah tanpa AC, dan itu tidak menghalangi saya untuk belajar sungguh-sungguh. Jadi jangan manja,” ujarnya disambut tawa para siswa.
Kehadiran Gubernur di tengah-tengah siswa ini menjadi penanda arah baru pendidikan di Lampung lebih humanis, inklusif, dan menjangkau semua lapisan masyarakat.
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal ingin memastikan bahwa setiap anak Lampung mendapatkan kesempatan yang sama untuk sukses, tak peduli latar belakang ekonomi mereka (rls/ndi)