Cakralampung.com – Ajeng Aullia Martina, Mahasiswa Pascasarjana Ketahanan Pangan Politeknik Negeri Lampung, berhasil membuktikan kualitas gabah genotipe padi hitam, padi merah, dan padi putih yang dibudidayakan secara organik tidak kalah secara kualitas dengan gabah hasil budidaya non organik bahkan lebih baik.
Persen butir rusak dan gabah muda lebih rendah. Sistem budidaya secara organik dengan memanfaatkan jerami padi dan azolla tidak saja mampu mendukung pertumbuhan dan hasil 3 genotipe tanaman padi namun juga berdampak terhadap kualitas gabah yang dihasilkan. Hal ini disampaikan Ajeng pada ujian tesisnya yang dilakukan pada Jum’at 1 September 2023 di ruang BI corner Gedung Perpustakaan Politeknik Negeri Lampung.

Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian jangka panjang budidaya padi berkelanjutan di bawah bimbingan Dr. Dulbari, S.P., M.Si. sebagai ketua, dan Dr. Jaenudin Kartahadimaja, M.P. sebagai anggota.
Riset terapan bidang tanaman pangan ini dilakukan untuk menjawab tantangan praktik budidaya yang menggunakan input pupuk dan pestisida kimia yang semakin tidak terkendali. Sistem budidaya yang mengandalkan input eksternal dalam jumlah besar berdampak buruk terhadap lingkungan dan kualitas hasil pertanian.
Terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan, kontaminasi bahan pangan, dan pelandaian produksi pertanian. Diperlukan pengembangan dan penguatan sistem budidaya pertanian yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mudah dilakukan. Sebuah sistem budidaya yang memberikan jaminan terhadap peningkatan kualitas hasil, peningkatan produksi, dan menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Pertanian organik merupakan salah satu konsep budidaya ramah lingkungan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman padi. Jerami padi dan azolla merupakan bahan organik potensial yang dapat dimanfaatkan. Namun demikian, belum banyak laporkan kombinasi penggunaan bahan tersebut terhadap kualitas hasil yang didapatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mutu gabah 3 genotipe yang dibudidayakan secara organik dan non organik. Penelitian dilakukan di Teaching Farm Pertanian Organik dan Lab Tanaman 1 Politeknik Negeri Lampung dari Desember 2021 hingga Mei 2022.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik gabah 3 genotipe hasil budidaya organik memenuhi lebih baik dibandingkan dengan hasil budidaya non organik, ” Katanya.
Direktur Politeknik Negeri Lampung, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si. menyambut baik penelitian terapan mahasiswa pascasarjana tersebut, karena mendukung road map penelitian Politeknik Negeri Lampung pada bidang pertanian yaitu pertanian berkelanjutan berbasis keunggulan daerah.
Dia berharap ke depan semakin banyak mahasiswa tertarik melaksanakan riset terapan dibidang pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. (*)