METRO — Aksi demo mahasiswa yang terdiri dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Metro dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sempat terjadi kericuhan.
Walikota yang sempat keluar menemui mahasiswa pun terpaksa harus masuk kembali lantaran situasi yang memanas. Bahkan aksi dorongan-dorongan pagar Kantor Walikota juga terjadi.
Ini lantaran mahasiswa yang hendak kembali masuk tak diizinkan meski kawat berduri telah dibuka. Aksi tersebut juga diwarnai dengan pembakaran ban. Kondisi pun membuat pagar gerbang kantor Walikota nyaris roboh.
Namun, aksi kembali mereda saat Walikota Metro kembali turun dan menemui ratusan mahasiswa. Mahasiswa juga diajak masuk dan berdialog dengan Walikota dengan duduk secara lesehan. Dialog damai berlangsung damai antara mahasiswa dan Walikota Metro.
Dalam orasinya, perwakilan mahasiswa Chairul Aji Bangsawan secara tegas menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena dinilai akan memperburuk kondisi ekonomi rakyat, ini terutama rakyat kelas bawah dan pelaku UMKM.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi memiliki multiplayer efek yang secara langsung berdampak pada kehidupan keseharian rakyat. Seperti naiknya barang-barang kebutuhan masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya angka kemiskinan. Oleh karena itu, merespon kenaikan harga BBM bersubsidi maka mahasiswa menuntut pemerintah pusat untuk mencabut keputusan kenaikan BBM bersubsidi pada 3 September 2022,” tegasnya Senin, (19/9/2022).
Sementara itu, Walikota Metro Wahdi yang menemui mahasiswa mendukung aksi mahasiswa dan sepakat menolak kenaikan harga BBM. Karenanya Pemkot Metro akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait kebijakan tersebut. “Termasuk pembatalan usulan pengadaan mega proyek nasional dan dananya dialihkan ke subsidi BBM,” tukasnya. (Rendi)