METRO — Tembok setinggi 3 meter dan lebar 3,5 meter berdiri di atas aliran air Jalan Bambu Kuning, Kelurahan Hadimulyo Barat, Metro Pusat.
Diketahui, daerah tersebut menjadi langganan banjir setiap datang musim penghujan.
Lurah Hadimulyo Barat, Agus Salim, menjelaskan banjir akan datang ketika terjadi hujan deras dengan durasi lebih dari satu jam.
Menurutnya, salah satu penyebabnya ialah adanya bangunan yang berdiri di atas daerah aliran air tersebut.
“Karena ada warga yang membangun dapur di atas saluran irigasi itu, sangat menyalahi aturan,” katanya, Rabu (23/3/2022).
Ia mengaku akan menindaklanjuti persoalan itu. Namun, kini pihaknya masih menunggu kesembuhan Camat Metro Pusat yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
“Jadi saat ini Pak Camat lagi isoman dari hari Senin kemarin karena terdampak Covid-19, jadi saya menunggu setelah Pak Camat selesai isoman, baru akan kita tindak,” ujar dia.
“Kami juga akan menaikkan ini ke Pemerintah Daerah melalui Asisten II dalam hal ini bidang pembangunan,” tambahnya.
Ia berjanji, akan mengupayakan persoalan itu selesai. “Jadi ke depan tidak ada lagi bangunan yang masih berdiri di atas salurah irigasi tersebut,” tutupnya.
Sementara pemilik rumah, Nurdin (62), mengaku bangunan dapur tersebut sudah lama terbangun.
“Ya kalau banjir, banjirnya sebenarnya jarang, cuma setahun sekali aja. Itupun kalau hujannya deras, kalau nggak, ya nggak banjir,” ungkapnya.
Ia mengaku, sejauh tembok itu dibangun sekitar 15 tahun lalu, pemerintah tidak pernah mengur.
“Ini saya nggak izin bangun gini, langsung bangun aja, tidak apa-apalah kalau begini mah,” paparnya sambil menunjuk lokasi.
Menurutnya, banjir yang kerap terjadi di situ disebabkan oleh jembatan di sekitarnya terlalu pendek.
“Kalau bangunan ini ya ngga,” pungkasnya. (Rendi)