HarianCakra.Co.Id – Guna menerapkan protokol kesehatan (Prokes) covid-19, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sekolah Dasar Negeri 02 Tanjung Harapan (SDN-02), Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), membagi KBM menjadi dua sip.
Menurut Nikmatus Saida, Spd., selaku dewan guru SD tersebut menjelaskan kepada HarianCakra.Co.Id (Grup media cetak Cakra Lampung), bahwa mereka mendapatkan pengalaman baru disaat pandemi ini, apalagi sistem KBMnya harus mematuhi prokes.
Disisi lain, pengalaman baru dalam proses KBM yang hanya terbatas, justru membuat para dewan guru selalu memperhatikan kesehatan para siswa.
“siswa telah aktif secara Luring (tatap muka). Kini yang terjadi adalah dimana perlokal telah dibagi menjadi 2 Sip (bagian),” terang dia
Membuat Sip tersebut, kata Nikmatus Saida, bertujuan agar tidak melanggar (prokes). “Kami bertujuan baik makanya kami buat perkelas menjadi 2 sip, agar siswa kami dan juga kami para guru terjauh dari hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya, Jumat (10/09/2021).
Adapun perbedaan sip 1 dan sip 2 yaitu dimana hanya ada pembagian waktu dalam setengah hari saja.
“Itu kan 2 sip, yang sip pertama itu masuk jam 07:00 pulang jam 09:00 kalau untuk sip kedua itu masuknya jam 09:00 pulangnya jam 11:00, jadi sekolah siswa terbatas sekarang,” katanya.
Berlangsungnya proses KBM di SD tersebut, tak ada kesulitan sedikitpun bagi para guru.
“Kalau sampai detik ini belum ada kendala yang pernah di alami, jadi ya semoga kedepan juga tidak ada kendalanya,” lanjutnya.
Selain itu Yunsi’u Nasy’ah, S.Si juga selaku guru SD tersebut menambahkan, bahwa sebenarnya lebih baik luring dengan mentaati prokes daripada harus daring.
“Kalau untuk protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer itu sama tempat cuci tangan kami sudah sediakan, semua, bahkan bangku pun sudah kami susun untuk satu meja hanya satu anak saja, karena kami tidak mau melanggar prokes,” imbuhnya.
Didalam proses KBM, para dewan guru pun lebih memilih memakai sistem pembelajaran secara luring dibandingkan daring.
“Karena kalau luring atau tatap muka ini lebih nyaman, ya terutama untuk siswa, karena mereka bisa banyak faham tentang materi yang di berikan para guru, dari pada harus daring atau belajar online, karena kendalanya kalau daring juga bnyak kendalanya, terutamanya untuk signal yang tidak mendukung,” pungkasnya. (rmn/hjd/red)